Welcome and Enjoy

Rabu, 18 Mei 2011

Owl City - Fireflies





You would not believe your eyes,

If ten million fireflies.
Lit up the world as I fell asleep.
‘Cause they fill the open air,
And leave teardrops everywhere.
You think me rude,
But I would just stand and stare.


I’d like to make myself believe,

That Planet Earth turns slowly.

It’s hard to say that I’d rather stay awake when I’m asleep,
‘Cause everything is never as it seems.


‘Cause I get a thousand hugs,

From ten thousand lightening bugs.
As they try to teach me how to dance,
A foxtrot above my head,
A sockhop beneath my bed.
The disco ball is just hanging by a thread (thread, thread).


I’d like to make myself believe,

That Planet Earth turns slowly.
It’s hard to say that I’d rather stay awake when I’m asleep,
‘Cause everything is never as it seems (when I fall asleep).


Leave my door open just a crack (please take me away from here),

‘Cause I feel like such an insomniac (please take me away from here).
Why do I tire of counting sheep? (please take me away from here)
When I’m far too tired to fall asleep.


To ten million fireflies,

I’m weird ’cause I hate goodbyes.
I got misty eyes as they said farewell (said farewell),
But I know where several are.
If my dreams get real bizarre,
‘Cause I saved a few and I keep them in a jar.


I’d like to make myself believe,

That Planet Earth turns slowly.
It’s hard to say that I’d rather stay awake when I’m asleep,
‘Cause everything is never as it seems (when I fall asleep).



I’d like to make myself believe,
That Planet Earth turns slowly.
It’s hard to say that I’d rather stay awake when I’m asleep,
Because my dreams are bursting at the seams.

Minggu, 27 Maret 2011

The Story of Converse Shoes




Pada usia 30 tahun, Marquis M. Converse, seorang manajer yang dihormati di sebuah pabrik sepatu, membuka perusahaan sepatu bernama Converse Rubber Shoe Company di Malden, Massachusetts, Amerika Serikat, pada 1908. Converse adalah perusahaan manufaktur sepatu karet yang menyediakan sol sepatu karet untuk pria, wanita, dan anak-anak.


Pada 1910, Converse memproduksi 4.000 pasang sepatu per hari. Namun, hal itu tak berlanjut ketika perusahaan membuat sepatu tenis pada 1915. Sejarah perusahaan mencapai titik perubahan pada 1917 ketika memperkenalkan sepatu basket Converse All-Star. Ini adalah inovasi baru pada saat itu.




Lalu pada tahun 1921, seorang pemain basket bernama Charles H. "Chuck" Taylor mengeluh ke Converse mengeluh karena sakit kaki yang disebabkan sepatu itu. dan lalu Converse memberinya pekerjaan kepada Charles sebagai salesman dan duta perusahaan tersebut. Sepatu olahraga pertama yang diperoduksi Converse adalah sepatu atletik. Sepertinya membuat sepatu atletik bukanlah keputusan yang tepat. Awal era 1900-an memang bukan tahun kejayaan olahraga atletik.



Melihat perkembangan olahraga lain, yaitu bola basket, Converse corporation pun memberanikan diri memproduksi sepatu basket. Sekitar sembilan tahun setelah perusahaan tersebut berdiri, Converse memproduksi sepatu basket yang pertama.


Sepatu basket pertama itu hanya berupa sol karet dan berbahan kanvas. Tidak ada teknologi canggih untuk melindungi engkel pemain seperti yang ada di sepatu basket saat ini. Awalnya, Converse corporation sedikit kesusahan dalam memasarkan produknya.

Tetapi, berkat bekerja sama dengan Chuck Taylor, pemain basket SMA saat itu, produk tersebut menjadi salah satu sepatu basket paling digemari. Tugas Taylor tidaklah mudah. Dia harus menularkan ilmu bermain basketnya dalam sebuah klinik basket sambil memasarkan sepatu. Karena kemahiran tersebut, Taylor berhasil memimpin tim basket dari North Carolina State University.

Saat ditawari kerja sama, Taylor tidak menerima begitu saja. Sebagai businessman yang andal, Taylor menawarkan beberapa modifikasi sepatu buatannya. Dia ingin nama Chuck Taylor tertera di bagian logo sepatu itu.

Akhirnya, setelah dua tahun bekerja sama, nama Chuck Taylor resmi menjadi bagian simbol sepatu Converse. Taylor terbukti menjadi salah seorang salesman yang andal di antara salesman lain di Converse corporation.

Saat memasarkan sepatu itu, Taylor selalu mengendarai mobil dengan bagasi penuh sepatu. Tidak hanya menularkan ilmu bermain basket, Taylor mendekati pelatih dan pemain-pemainnya untuk membeli sepatu basket buatan Converse. Meskipun berhasil menjual lebih dari 600 pasang sepatu, dia tidak besar kepala.dan mempromosikan sepatu di seluruh Amerika Serikat. Ia bekerja di perusahan Converse hingga ajal menjemputnya di tahun 1969.





Kita kembali lagi kepada  Sejarah Sepatu Converse itu sendiri. Perjalanan Converse hingga menjadi most wanted shoes juga mempunyai sejarah yang panjang. Mari kita flashback bagaimana sneakers eksis seperti sekarang ini.

1800
Pertama kali muncul, nama dari sepatu jenis ini bukanlah sneakers, melainkan sepatu karet yang bernama Plimsolls. Pada masa ini Plimsolls adalah sepatu yang didesain untuk beach wear.



1892
Sebuah perusahaan sepatu karet, Goodyear, menciptakan suatu proses pembuatan sepatu baru dengan mencampur bahan dasar karet dengan kanvas. Hasilnya sepatu bermerk Keds muncul di pasaran.

1908
Converse ikut meramaikan bisnis footwear. Perusahaan milik Marquis M.Converse ini langsung menjadi booming dengan kemunculannya pada banyak pertandingan basket di luar sana. Tak mengherankan sneakers dari Converse lalu menjadi American Icon.

1920
Adi Dassler, pemilik bisnis sportswear dari Jerman tak lama kemudian membuat training shoes buatan tangan. Perusahaan itu kemudian terkenal dengan nama Adidas.

1923
Converse All Star menjadi raja dalam dunia sneakers setelah pemain basket Chuck Taylor memilih sepatu itu untuknya bertanding. Dengan sedikit re-style dan promosi ke berbagai sekolah dan kampus-kampus, Chuck Taylor All Star menjadi must-have shoes untuk hampir semua pemain basket, remaja, hingga cultural rebels selama lebih dari 50 tahun. Sepatu ini juga mempunyai nicknames yang bermacam-macam dari Chucks, Cons, dan Connies. Percaya atau tidak, Chuck Taylor All Star adalah sepatu paling terkenal dalam sejarah, telah terjual sebanyak 744 juta di 144 negara.

1948
Rudolf Dassler membuat Puma Schuhfabrik. Dunia pun dikenalkan dengan Puma Atom Shoe yang saat itu dikenakan tim jerman barat dalam pertandingan sepakbola intenasional yang diadakan untuk pertama kalinya.

1950
Sneakers menjadi lambang dari rebellion (jiwa pemberontak) dan menjadi sepatu favorit para remaja saat ini. Hampir semua pelajar memakai sepatu jenis sneakers, mungkin selain gaya, sepatu ini juga gamapang dibeli karena dijual denga harga yang tidak menguras dompet. Di Amerika, contohnya, para pemandu sorak akan memakai sweater, rok mini, dan kaos kaki lengkap dengan sneakers kanvas keluaran Keds. Sneakers pertama menjadi fashion statement saat James Dean memakainya dengan Levi’s Jeans dalam set film “Rebel without a Cause”.

1962
Phil Knight, atlet lari dari University of Portland, dan pelatihnya, Bill Bowerman, menciptakan sepatu atletik dengan biaya murah dan teknologi tinggi bernama Blue Ribbon Sports. Tahun 1968, nama BRS berubah menjadi Nike, yang sampai saat ini juga telah menjadi salah satu merk sneakers nomor satu di dunia. Nike diambil dari nama dewa kemenangan di Yunani.

1982
Nike merilis sepatu The Air Force One (AF1) dengan dua versi, low-mid dan high-top. Dengan desain yang sederhana tapi berkelas, sepatu ini bertahan menjadi favorit selama dua dekade lebih. Tetap saja, juaranya adalah all-white AF1. Pada 1985 pemain basket Chicago Bulls, Michael Jordan, menjadi pemain yang diendorse oleh Nike. The result? Semua pasti tahu sepatu Nike bertajuk Air Jordan yang fenomenal itu.

1990 - hari ini 
Pada tahun-tahun ini Sneakers semakin digandrungi semua orang di belahan dunia. Celebrity endorsement semakin marak, dan bermunculan sneakers limited edition yang diburu para kolektor dan pecinta sepatu ini. Contohnya saja Nike yang kembali mengeluarkan Air Jordan edisi retro dan terus mengembangkan berbagai sneakers seperti Nike Air Max, Air Cross Trainers, dan Nike Shox yang fenomenal. Nike bahkan menciptakan Bauer Nike Hockey, sepatu berkualitas tinggi khusus bagi para pemain olahraga hoki. Sayangnya Desember 1999, salah satu penemu Nike, Bill Bowerman, meninggal dunia.

Pada masa ini, Converse kembali mempresentasikan seri Chuck Taylor dan Jack Purcell yang terkenal di kalangan pecinta old-fashion. Kalangan selebritis Hollywood seperti musisi, rapper, dan movie stars juga turut andil menjadikan sepasang sepatu sneakers sebuah budaya yang bertahan hingga sekarang.



Jumat, 28 Januari 2011

Eric Clapton - Tears in Heaven



Would you know my name

If I saw you in heaven? 

Would you feel the same
If I saw you in heaven? 
I must be strong and carry on
’cause I know I don’t belong here in heaven...



Would you hold my hand

If I saw you in heaven? 
Would you help me stand
If I saw you in heaven? 
I’ll find my way through night and day
’cause I know I just can’t stay here in heaven...



Time can bring you down, time can bend your knees

Time can break your heart, have you begging please...begging please



Beyond the door there’s peace I’m sure

And I know there’ll be no more tears in heaven...



Would you know my name

If I saw you in heaven? 
Would you feel the same
If I saw you in heaven? 
I must be strong and carry on
’cause I know I don’t belong here in heaven...


Senin, 24 Januari 2011

PANOPTIKANUBIS

Satu Bangsa dibawah kontrol korporat
Satu Bangsa dibawah kendali kuasa yang meminta taat
Satu kumpulan anubis pengawas siap menebar pukat
dan semua kesadaran harus tunduk pada mesin laba tanpa sarat
Mereka sangat awas dengan monitor menggurita
Menguasai dunia lawas hingga arah masa depan kita
Menguasai dunia mimpi bawah sadar dan mengendalikan cerita
Menguasai jaringan seluler, radio dan kanal-kanal berita
Mereka di belakang layar semua plot laknat didunia
Mereka berwujud apapun bahkan yang tak pernah kan kau kira
Mereka buntuti kemanapun, apapun yang kalian lakukan
Karena mereka selalu berhak mencap semua aktivitas mencurigakan
tak cukup dengan satu dua badan intelejen, jutaan agen
tak cukup mematikan pembebasan dengan isu bahaya laten
Garda depan tirani berarmamen
Hari ini gulag berwujud kontrol anti-teror dalam bentuk detasemen
dan bumi yang kita pijak adalah neraka kala
Eskalasi operasi mencapai titik menabur bala
Jangan pernah katakan motif Mossad dan BAIS sama sekali berbeda
Hingga satu hari semua orang terpasang chip pelacak di tengkuk mereka